Perbedaan Masyrakat Perkotaan dan Masyarakat Perkotaan

07.24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. (Burhan, 2008: p25)
Menurut Selo Soermardjan dan Soeleman Soemardi (Soekanto, 2003:20) mengatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali berkomunikasi dengan dibantu oleh teknologi. Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamana hidup manusia. Dalam KBBI (2002), kata teknologi juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik, yang dalam konteks ini adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan. Keberadaan teknologi tentunya sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi antara manusia satu dengan manusia yang lain.
Adanya teknologi di jaman yang serba modern seperti saat ini, didasari oleh pengetahuan, pengetahuan serta unsur lain yang mempengaruhinya. Di lingkungan sosial, masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan menjadi salah satu penikmat teknologi tersebut. Tujuannya pasti berbeda. Tetapi dalam hal ini, teknologi diharapkan dapat membantu pekerjaan manusia. Namun, ternyata di balik itu semua, teknologi masih memiliki dampak yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan dan perkotaan.
Dari latar belakang tersebut, penulis mengambil tema “Dampak Teknologi Komunikasi terhadap Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan”.

1.2   Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini :
a.       Apa perbedaan masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan ?
b.      Bagaimana dampak teknologi komunikasi terhadap masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ?

1.3   Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
a.       Untuk mengetahui perbedaan masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan
b.      Untuk mengetahui dan menganalisis dampak teknologi komunikasi terhadap masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan

1.4   Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :
a.       Menambah pengetahuan, pemahaman tentang dampak teknologi komunikasi terhadap masyarakat Pedesaan dan masyarakat Perkotaan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Sosiologi

Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa Latin yang berarti teman, kawan. Lalu berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat (Burhan, 2008: p27). Hassa Shadily, dalam buku Sosiologi Komunikasi (2008) mengatakan, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya, dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.
Menurut Selo Soermardjan dan Soeleman Soemardi (Soekanto, 2003:20) mengatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur organisasi adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok, serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbalik balik antara segi kehidupan hukum dan agama, antara segi kehidupan hukum dan ekonomi, dan lain sebagainya. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadi perubahan perubahan di dalam struktur sosial.
Sementara itu, Soerjono Soekanto (Soekanto,1992:471) mengatakan sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh – mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok, maupun antara kelompok. Sosiologi komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa itu.

2.2   Teknologi 
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk menjalani hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Sejak awal peradaban sebenarnya telah banyak ditemukan teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari kata “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan.
Secara harfiah, teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980), pengertian ini merujuk kepada cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat ayau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indra dan otak manusia.
Jaques Ellul (1967: xxv) member arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Sehingga pengertian teknologi secara umum ialah proses yang meningkatkan nilai tambah, produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kriteria, dan struktur atau sistem dimana proses dan produk tersebut dikembangkan dan digunakan.   


2.2.1   Empat Era Teknologi Komunikasi
Menurut Roger (1986), Teknologi komunikasi dimasyarakat berkembang dalam empat era yaitu :
1.         Era Writing
Di Tahun 1041, di negara china, Pi Sheng menemukan alat cetak tulisan pada buku yang dapat bergerak, 1241 dikorea ditemukan jenis logam sebagai pengganti tanah liat
2.         Printing Era
Di tahun 1456 sebuah hand press dicetak pada jenis logam yang dapat bergerak, 1833, sirkulasi media cetak pertama, 1839, metode praktik fotografi dikembangkan oleh Daguerre untuk mendukung surat kabar.
3.         Telecommunication Era
1844, samuel morse mengirim pesan pertama dengan telegraf, 1894, film sebagai gambar bergerak ditemukan dan diipertotonkan pertama kepada khalayak publik , 1876, Alexander Graham Bell, mengirimkan pesan perta melalui telepon, 1895, Guglielmo Marconi mengirimkan pesan pertama melalui radio, 1912 Lee de Forest menemukan tabung hampa udara pertama, 1920, KDKA, radio pertma yang mengudara secara teratur di Pittsburgh, 1933, alat televisi diperkenalkan oleh RCA, 1941 televisi siaran komersil pertama
4.         Interactive Communication Era,
1946 mainframe komputer pertama bernama ENIAC, dengan 18.000 vacum tube, 1947 ditemukannya transistor oleh William shckey, jhon bardeen dan Walter brattain, 1956 ditemukannya video tape pertama, 1957, rusia meluncurkan satelit sputnik, 1969 NASA menerbangkan pesawat ruang angkasa dengan mikro komputer 3000 kali lebih kecil dari ENIAC, 1971 ditemukan Micro prosesor dengan semi konduktor berupa chip oleh ted hoff pada intel corp, diperusahaan mikro elektronik silicon valley, 1975, mikro komputer pertama, altair 8800, 1975, HBO berdiri dan melakukan siaran TV kabel pertama, 1976, sistem teletex pertama digunakan di televisi BBC dan ITV, 1977, interaksi tv kabel pertama diluncurkan, 1979 sistem videotex pertama diluncurkan.
Teknologi komunikasi dimasyarakat menyangkut perangkat keras komunikasi (Rogers, 1986), sedangkan teknologi informasi menyangkut sistem-sistem dalam komunikasi (Ely, 1982).

2.2.2    Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan manusia. Menurut Laudon (2006:p174), perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi, khususnya dalam bidang teknologi informasi, seperti adanya hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi lainnya.  
Adanya perkembangan teknologi sangat berpengaruh tidak hanya di dunia bisnis, tetapi juga dibidang lainnya.

2.2.3    Karakteristik Teknologi Komunikasi Baru
1.     Interactivity, yaitu : kemampuan atau kualitas dari sistem komunikasi seperti prilaku komunikasi yang diharapkan, keakuratan (valid), efektif, menyenangkan bagi para komunikan dalam proses komunikasi.
2.    De-Massified, yaitu : kemampuan untuk menyampaikan pesan “khusus” antar individu dalam suatu audiance yang sangat banyak.
3.    Asynchronous, yaitu : kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan pada waktu yang tepat pada individu (whenever log-on)

2.3    Masyarakat
Masyarakat  bisa diartikan sebagai pergaulan hidup manusia sehimpun orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan tertentu, juga berarti orang, khalayak ramai. Hasan Sadily memberi pengertian bahwa masyarakat ialah “Kesatuan yang selalu berubah, yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi proses perubahan itu”.
Sedangkan menurut Plato masyarakat ialah “merupakan refleksi dari manusia perorangan”. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia.
Pemikiran tentang masyarakat mengacu pada penilaian bahwa:
  1. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan dari berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi kawasan lingkungan dan lain-lain.
  2. Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan dari Allah, agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan sosial, dalam interaksi antar sesama manusia yang menjadi warganya.
  3. Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip berbeda satu sama lain.
  4. Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh pada pengembangan potensi individu.
Dari beberapa penjelasan yang telah dijelaskan di atas, pengertian masyarakat secara umum ialah sekelompok manusia yang terdiri di dalamnya ada keluarga, masyarakat dan adat kebiasaan yang terikat dalam  satu kesatuan aturan tertentu

2.3.1        Masyarakat Pedesaan
 Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Warga suatu pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja. Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

2.3.2         Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1.    Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2.    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
3.    Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.    Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
5.    Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6.    Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
A.   Masyarakat Pedesaan
1.    Perilaku homogeny
2.    Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3.    Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status.
4.    Isolasi sosial, sehingga static
5.    Kesatuan dan keutuhan cultural
6.    Banyak ritual dan nilai-nilai sacral
7.    Kolektivisme
B.   Masyarakat Kota:
1.    Perilaku heterogen
2.    Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3.    Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4.    Mobilitassosial,sehingga dinamik
5.    Kebauran dan diversifikasi cultural
6.    Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7.    Individualism





BAB III
PEMBAHASAN
            Dalam kehidupan sehari-hari, kita sadari bahwa keberadaan teknologi di era globalisasi seperti saat ini, sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan dan pekerjaan kita.  Kemajuan perkembangan teknologi khususnya telekomunikasi, informasi dan multimedia akan sangat berpengaruh dalam perubahan tatanan organisasi dan hubungan sosial kemasyarakatan dikarenakan sifat fleksibelitas dan kemampuan telematika untuk masuk ke dalam setiap aspek aspek kehidupan manusia.  
Dampak sosial teknologi komunikasi meliputi semua aspek baik dari kecepatan adopsi sebuah inovasi, utility teknologi, process, sampai pada impact terhadap teknologi komunikasi di masyarakat.
Menurut Rogers (1986) Dampak sosial Teknologi Komunikasi dapat di klasifikasikan seperti berikut :
Adanya teknologi komunikasi yang berfungsi membantu pekerjaan kita sehari-hari juga dirasakan oleh masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Baik dari segi perekonomian, pendidikan, penyebaran budaya, hingga segi sosial. Dahulu, seorang siswa atau pelajar haruslah selalu mengikuti tatap muka di dalam kelas, kini di era globalisasi saat ini, sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka tetapi bisa juga menggunakan jasa internet, dan lain sebagainya. Di bidang ekonomi, teknologi dapat kita rasakan manfaatnya yaitu :
a.       Menumbuhkan ekonomi yang semakin tinggi
b.      Terjadinya industrialisasi
c.       Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Dampak negatif dari teknologi antara lain :
a.       Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat
b.      Merubah pola interaksi antar manusia yang berubah
Contohnya, dahulu masyarakat sering duduk bersama atau melakukan ramah-tamah kepada sanak keluarga secara langsung. Tapi saat ini, masyarakat lebih banyak menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga bisa dikatakan, jaman sekarang lebih banyak orang yang memiliki sifat autis atau sibuk dengan teknologi dan melupakan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. 
c.       Dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Teknologi membuat penikmatnya dianggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Melalui teknologi, kita dapat berkomunikasi dengan teman maupun keluarga yang sangat jauh.

Kehidupan masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap hubungan atau sosialisasi di kehidupan sehari-hari. Berbicara mengenai masyarakat pedesaan dan perkotaan, sesungguhnya berbicara tentang sistem hubungan antara unsur yang membentuknya. Masyarakat desa maupun kota masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat yang lain. Oleh karena itu, mempelajari suatu masyarakat berarti dapat berbicara soal struktur sosial. Dalam berinteraksi misalnya, masyarakat desa dan kota memiliki perbedaan dalam bersosialisasi. Perbedaan tersebut yaitu :
a.               Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan tingkat mobilitas sosialnya rendah, sehingga kontak pribadi per individu lebih sedikit. Begitu pula dalam penggunaan teknologi yang lebih sedikit.
b.               Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif. Penduduk kota lebih sering melakukan interaksi tetapi cenderung formal sepintas lalu, dan tidak bersifat pribadi, tetapi melalui tugas atau kepentingan yang lain. Di desa kontak sosial terjadi lebih banyak dengan tatap muka, ramah-tamah, dan pribadi. Selain itu, daerah jangkauan kontak sosialnya biasanya terbatas dan sempit. Di kota kontak sosial lebih tersebar pada daerah yang luas, melalui perdagangan, perusahaan, industri, pemerintahan, pendidikan, agama, dan sebagainya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi membawa pengaruh besar khususnya pada masyarakat yang tinggal di pedesaan. Hal ini ditandai dengan digunakannya alat-alat elektronik yang bertujuan untuk memberi dan mendapatkan informasi. Masyarakat desa yang umumnya kita kenal dengan masyarakat yang terpinggirkan, kini ikut menerima teknologi seperti yang dirasakan masyarakat perkotaan. Sebagian masyarakat desa adalah masyarakat yang hidup harmonis, rukun, tentram dan hidup dengan saling membantu satu sama lain (gorong royong). Suatu hal yang masih jarang ditemui di masyarakat kota. Namun, dengan adanya teknologi, budaya ini juga semakin susah dilakukan oleh masyarakat desa. Mereka yang dahulu suka bergotong royong memanen padi secara berkelompok, sekarang sudah jarang bersama kembali. Hal ini dikarenakan masuknya alat-alat berteknologi canggih dan ditambah dengan sosialisasi penggunaan alat-alat tersebuh sehingga dengan mudahnya pekerjaan yang semestinya dilakukan bergotong royong, kita dapat dikerjakan sendiri. Tentu saja hal ini dianggap keuntungan yang lebih besar karena tidak perlu memborong pekerja dan menyewanya sehingga keuntungan yang didapatkan harus dibagi-bagi.
Dampak ini secara tidak langsung memunculkan Kesenjangan Sosial. Hal ini terjadi akibat masyarakat yang jarang berinteraksi dan berkomunikasi seperti biasanya dengan masyarakat lain. Hadirnya televisi membuat  masyarakat jarang bertemu di pos ronda, kehadiran sepeda motor membuat masyarakat jarang berjalan kaki bersama ke sawah atau ladang, kehadiran telepon genggam membuat masyarakat jarang bertatap muka saat berbicara.
Sementara pada masyarakat kota, teknologi komunikasi dapat membuat interaksi sosial mereka menjadi berbeda. Orang yang jauh menjadi dekat, tetapi yang dekat menjadi jauh. Hal ini dapat dijelaskan karena adanya teknologi telepon genggam yang menjadikan penggunanya menjadi autis atau sibuk dengan dirinya sendiri. Contohnya, Andi adalah seseorang yang sangat bergantung dengan telepon genggamnya. Semua kebutuhannya selama ini dibantu oleh fitur di telepon genggamnya. Ia menjadi seseorang yang sangat aktif. Berkomunikasi dengan teman-temannya. Tetapi ketika Andi bertemu teman-temannya, ia masih sibuk dengan dunianya sendiri di telepon genggam. Selain itu, masyarakat kota juga menjadi lebih individual dibandingkan dengan masyarakat desa. Sosialisasinya dengan teman, tetangga, hingga keluarga tidak terlalu dekat dan harmonis.













BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki cara dan aturan yang berbeda dalam berkomunikasi atau bersosialisasi dengan sekitarnya. Kehadiran teknologi komunikasi di tengah-tengah masyarakat desa dan kota agaknya merupakan hal yang sangat berguna dan sangat bermanfaat untuk membantu kebutuhan masyarakat. Tetapi, teknologi komunikasi sama seperti satu mata uang dengan dua sisi yang berbeda. Selain membantu kebutuhan manusia, teknologi komunikasi sedikit demi sedikit juga merubah interaksi dan sosiologi masyarakat desa dan kota. Budaya masyarakat desa yang dahulu suka bergotong royong memanen padi secara berkelompok, sekarang sudah jarang dilakukan bersama kembali. Serta masih banyak lagi yang dilakukan. Selain itu, bagi masyarakat kota, teknologi komunikasi juga membuat interaksi sosial mereka menjadi berbeda. Mereka menjadi autis, sibuk dengan dirinya sendiri.
4.2   Saran
Teknologi komunikasi memang diciptakan sebagai alat bantu bagi masyarakat dalam melakukan aktifitasnya setiap hari. Tetapi, harus disadari bahwa manusia tetap merupakan makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Kita masih harus bersosialisasi dengan masyarakat di luar kebutuhan kita akan teknologi.






DAFTAR PUSTAKA
Noegroho Agoeng, 2010. Teknologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sunarto, 2004. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Lembaga penerbit FEUI
Muchlis, 2011. Dampak Sosial Teknologi Komunikasi. [blog] diambil dari http://www.slideshare.net/muchlissoleiman/dampak-sosial-teknologi-komunikasi. Di akses pada 26 Maret 2014
Anonim, 2011. Perbedaan masyarakat kota dengan desa. [blog] diambil dari http://bloggerbukancafe.blogspot.com/2011/11/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-desa.html. Di akses pada 26 Maret 2014
Munandar, Soelaeman, 1987. Ilmu Sosial Dasar Teori & Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Burhan, 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta: Kencana


SEORANG MAHKLUK LUGU YANG BERKEINGINAN MENGELILINGI DUNIA DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADA. TAPI TERHALANG DENGAN TUNGGANGAN BIDADARI YANG SELALU KEHILANGAN SELENDANG UNTUK BERKENCAN DI ATAS LANGIT KAYANGAN.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »