Sahabat, Jika engkau mengerti bahwa kemiskinanlah yang selama ini mendermamu menanggung duka nestapa hingga engkau begitu menderita. maka kau patut berbangga dengan nasibmu itu, karena kemiskinan adalah bagian dari pelajaran hidup yang mengajarkan makna sebuah keadilan dan hidup.
aku bicara mengenai pengetahuan keadilan, karena orang kaya terlalu sibuk menumpuk emasnya dari pada mencari ilmu pengetahuan dan aku berbicara mengenai pemahaman kehidupan, karena orang kuat terlalu angkuh untuk duduk si atas singgasana kekuasaan dan kehormatan daripada menjaga jalan lurus kehidupan.
sahabatku yang miskin,berbahagialah kemudian, kerana engkau adalah mulut keadilan dan kitab kehidupan. Berbanggalah pada dirimu karena engkayu adalah sumber kebajikan bagi penguasamu dan pilar integritas bagi orang disekitarmu.
Kawanku yang menderita, kalau saja engkau dapat melihat bahwa kemalangan yang telah mengalahkan mu dalam kehidupan adalah kekuatan yang menerangi pelita hatimu dan membangkitkan gelora sukmamu dengan cemoohan menuju singgasana kemuliaan. maka engkau akan merasa puas dengan apa yang engkau miliki saat ini dan akan menganggap sebagai harta pusaka yang membuat dirimu menjadi bijak bestari.
kihidupan bagaikan penjara yang terbuat dari berbagai mata rantai. penderitaan bagaikan mata rantai diantara kepasrahan dan harapan masa depan yang dijanjikan. ini adalah rekah-rekah mentari di antara tidur dan kesadaran.
engkau yang miskin, kemiskinan menyimpan kemuliaan jiwa dan kekayaan menyibakkan kejahatannya. Kesedihan melembutkan perasaan dan kebahagiaan menyembuhkan hati yang sengsara. sekiranya kesedihan dan kemiskinan itu dihapuskan, niscaya roh manusia tak lebih seperti buku catatan buram, tak ada yang tampak selain impuls egoisme dan keserakahan.
ingatlah bahwa dalam diri manusia ada sifat ketuhanan. Ia tidak terbelit dengan emas perak, tidak terlacuri oleh keliaran seks, tidak pula bisa ditumpuk seperti kekayaan duniawi. orang kaya telah menyia-nyiakan sifat ketuhanannya. emas permata telah mereka jadikan sebagai tuhan, dan generasi muda sekarang telah pulamengabaikan sifat ketuhanannya demi mengejar ambisi dan kesenangan pribadi semata.
Kekasihku yang miskin, setiap detik-detik hari yang telah engkau habiskan bersama anak-istrimu saat kembali dari sawah, sungguh itulah sesuatu yang paling diharapkan oleh insan manusia. ia adalah lambang ketakutan.
Air mata yang kau cucurkan, kawanku yang menderita adalah lebih suci daripada gelak tawa orang yang lupa daratan dan jauh lebih manis daripada makian pencela. Air matamu adalah pembersih hati yang dengki dan mengajarkan manusia untuk saling membagi derita saudaranya yang tengah dilanda patah hati.
Kesedihan yang telah engkau pikul akan berubah di kemudia hari menjadi kebahagiaan atas kehendak tuhan. dan generasi esok akan terlahir kembali untuk belajar arti kesedihan dan kemiskinan. karena keduanya adalah guru cinta dan persamaan yang paling bijaksana.
EmoticonEmoticon