MANAJEMEN KRISIS DALAM EVENT 10Th UNITRI CUP BADMINTON CHAMPIONSHIP

11.34



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manajemen krisis dan komunikasi krisis adalah dua hal yang sangat penting dalam Manajemen Public Relations. Hal itu terjadi dikarenakan krisis menempatkan brand, baik individu maupun perusahaan di bawah “lampu sorot”. Banyak studi kasus yang telah membuktikan bahwa krisis membangun perhatian luar biasa, dan komunikasi krisis yang baik membuka kesempatan yang sangat besar untuk membangun citra dan reputasi suatu perusahaan.
Seperti diketahui, kemajuan teknologi media, akan dengan mudah dan cepat menyampaikan informasi krisis ke seluruh penjuru dunia. Berita mengenai krisis, isu miring, ataupun berita negatif akan dengan cepat menyebar kemana-mana. Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari kehidupan menyebabkan mudahnya public memperoleh informasi. Penyebab terjadinya krisis adalah karena keterbatasan manusia mengatasi berbagai tuntutan lingkungan atau kegagalan teknologi tinggi. Musibah lainnya yang dapat menyebabkan krisis adalah bencanaalam, pemogokan masal, kebakaran, kecelakaan, ancaman pengambil alihan perusahaan, kebijakan baru yang merugikan, skandal, resensi ekonomi, dan sebagainya.
Hampir semua organisasi/perusahaan pernah mengalami krisis, wajar apabila kemudian sekarang ini timbul kesadaran dari pimpinan perusahaan/organisasi bahwa mereka memerlukan kesiapan tersendiri untuk menghadapi krisis, terutama yang berkaitan dengan media relations atau hubungan dengan pers. Kesadaran seperti ini, juga dapat diartikan sebagai peluang yang baik bagi para praktisi Public Relations didalam perusahaan /organisasi. Menurut H.Fanyo, Salah satu target kegiatan Public Relations adalah menghadapi krisis (facing of crisis). Menangani keluhan (complain) dan menghadapi krisis dan Public Relations recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.
Setiap organisasi perlu membentuk sebuah tim manajemen krisis yang permanen. Struktur tim tersebut bisa saja berlainan dari satu organisasi ke organisasi lainnya, bergantung dari jumlah staf , letak geografis, dan karakteristik sektor usahaatau bidang yang digeluti oleh organisasi yang bersangkutan. Sebuah tim manajemen krisis biasanya terdiri dari seorang direktur , manajer PR, manajer operasional, petugas keamanan dan pejabat personalia. Tim ini hendaknya dibuat semaksimal mungkin agar masing-masing anggotanya mudah berkomunikasi satu sama lainnya. Bila salah satu diantara mereka berhalangan anggota-anggota tim yang lainnya bisa menunjuk satu atau beberapa deputi. Mereka ini harus mudah untuk dihubungi oleh siapa saja,kapan saja dan dimana saja, serta senantiasa siap sedia melakukan tindakan-tindakan drastis tertentu guna menanggulangi krisis yang akan terjadi. Memang, dalam keadaan darurat, kita tidak mengharapkan anggota tim hadir secara lengkap.
Dalam menangani krisis Public Relations, hendaklah mengikuti salah satu prosedur operasional standar berkenaan dengan cara berkomunikasi dengan publik melalui media massa. Begitu krisis terjadi, maka media massa akan cepat berusaha mengali informasi sebanyak-banyaknya. Krisis memang tidak terduga datangnya. Namun pada saat krisis, justru kita kerap menjadi perhatian media massa. Krisis merupakan peristiwa yang bernilai berita. Pada saat krisis, media massa akan menyoroti perusahaan/organisasi lebih dari pada sebelumnya. Itu sebabnya ada pendekatan dan praktik tersendiri dalam media relations untuk menangani krisis.
Sehubungan dengan masalah krisis, orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (Humas). Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi. Selanjutnya yang merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa yang dimaksud Krisis dan Manajemen Krisis?
b.      Apa saja faktor-faktor penyebab Krisis?
c.       Bagaimana Merespon sebuah krisis?
1.3 Manfaat
      Dengan masalah tersebut kita dapat mengambil manfaat berupa:
a.       Mengetahui definisi Krisis dan Manajemen Krisis
b.      Mengetahui Faktor Penyebab Krisis
c.       Mengetahui strategi menghadapi krisis.




BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Krisis Dan Manajemen Krisis
Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (kpion), yang berarti “keputusan”. Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan, ke bawah atau ke atas, bertarung atau melarikan diri. Dalam bahasa Cina, krisis diucapkan dengan wei-ji dan mempunyai dua arti, yaitu “bahaya” dan “peluang”. Two side in the same coin.
Krisis Public Relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas perusahaan. Banyak perusahaan berpikir bahwa krisis Public Relations hanya akan menyerang perusahaan besar, padahal krisis dapat menyerang siapa aja, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, kapan dan di mana saja. Steven Fink dalam Crisis Management Planning for the Inevitable mendefinisikan krisis se-bagai berikut “A crisis is an unstable time or state of affairs in which a decisive change is impending-either one with the distinct possi-bility of a highly desirable and extremely positibe outcome, or one with the distinct possibility of a highly undesirable outcome. It is usually a 50-50 proposition, but you can improve the odds ”.
Fearn-Banks (1996:1) mendefinisikan krisis sebagai “a major occurrence with a potentially negative outcome affecting an organization, company or industry, as well as its publics, products, services or good name”. Biasanya sebuah krisis mengganggu transaksi normal dan kadang mengancam kelangsungan hidup atau keberadaan organisasi. Krisis pada dasarnya adalah sebuah situasi yang tidak terduga, artinya organisasi umumnya tidak dapat menduga bahwa akan muncul krisis yang dapat mengancam keberadaanya. Sebagai ancaman yang harus ditangani secara cepat agar organisasi dapat berjalan normal kembali setelah itu. Krisis membawa keterkejutan dan sekaligus mengancam nilai-nilaipenting organisasi serta hanya ada waktu yang singkat untuk mengambil keputusan.
Shrivastava dan Mitroff (1987) mendefiniskan krisis perusahan sebagai “Events that threaten their most important goals of survival and profitability”. Krisis menurut mereka diasosiasikan dengan kerusakan yang berskala luas terhadap kehidupan manusia, lingkungan alam dan institusi social dan politik. Krisis menurut Linke (Linke,1989) juga merupakan suatu ketidaknormalan dari konsekuensi negatif yang mengganggu operasi sehari-hari sebuah organisasi.
Bagi Barton, (1993) “Sebuah krisis adalah peristiwa besar yang tidak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap organisasi dan publiknya. Peristiwa ini mungkin secara cukup berarti merusak organisasi, karyawan, produk dan jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi perusahaan.”
Krisis juga dianggap sebagai “turning point in history life”, yaitu suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, kearah negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu bangsa.
Krisis dapat terjadi secara alamiah, tidak terprediksi dan tidak selalu merupakan hal buruk. Hasil riset menunjukkan hasil bahwa ternyata outcome dari situasi krisis memberikan skor yang berimbang atau sama antara yang positif (seperti yang diharapkan) dan yang negatif (yang tidak diharapkan). Dalam menghadapi krisis, optimisme untuk menyusun langkah-langkah agar dapat keluar dari krisis merupakan modal utama. Pemberitaan media massa yang menggiring kearah sisi negatif harus diseimbangkan. Hal penting yang dapat dilakukan adalah mempengaruhi pola pikir masyarakat bahwa krisis tidak selalu memiliki sisi negatif, tetapi juga sisi positif.

2.2 Faktor-faktor Penyebab Krisis
Krisis tidak bisa diprediksi datangnya. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah mengetahui dan membuat perencanaan. Menurut Firsan Nova dalam bukunya Bagaimana Public Relations (Humas) Menangani Krisis Perusahaan, krisis terjadi karena disebabkan oleh hal-hal di bawah ini :
a.       Krisis karena bencana alam
Tipe paling relevan dari krisis adalah disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir,dan kebakaran dapat terjadi di lingkungan sekitar kita dan manu-sia selalu tidak berdaya menghadapinya. Contoh: Tsunami Aceh dan Gempa bumi Yogyakarta.

b.      Krisis karena kecelakan Industri
Krisis karena kecelakaan industri cukup bervariasi, mulai dari mesin yang tidak berfingsi sebagaimana mestinya, kebakaran, hingga kecelakaan kerja. Jika krisis ini terjadi maka perusahaan harus memberikan perhatian secara penuh dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kecelakaan industri yang dapat menyebabkan kematian biasanya menjadi magnet bagi media. Salah satu contoh kasusnya semburan lumpur Lapindo yang mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

c.       Krisis karena produknya yang kurang sempurna
Dalam bisnis perusahaan menghasilkan produk yang terdiri dari barang (goods) dan jasa (service). Barang dan jasa juga memiliki potensi krisis. Hal ini mungkin saja terjadi karena produk yang dihasilkan cacat (defect) atau kurang sempurna, Walaupun sebelumnya perusahaan telah melakukan riset dan teknik pengembangan produk. Salah satu contoh kasus krisiskarena produk yang kurang sempurna adalah konsumen nilai Honda Vario gagal pada tahun 2007.

d.      Krisis karena persepsi publik
Saat krisis terjadi, perusahaan yang mengalaminya mungkin akan menjumpai krisis lain karena krisis yang terjadi sebelumnya tidak teratasi dengan baik. Inilah yang menyebabkan potensi kerugian menjadi berlipat ganda, baik dari segi keuangan maupun moral karyawan karena citra perusahaan yang terus memburuk. Krisis karena persepsi publik biasanya disebabkan kerena perusahaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat atau yang bertentangan dengan keinginan dan kepentingan publik. Salah satu contoh kasus krisis karena persepsi publik adalah kinerja PLN di mata konsumen.

e.       Krisis karena hubungan kerja yang buruk
Hubungan kerja yang buruk antara pekerja dan perusahaan dapat menjurus pada krisis besar. Krisis ini dapat mengarah pada kondisi tidak terkendali yang serius dalam operasional perusahaan. Kekuatan pekerja dapat memaksa industri untuk tutup sehingga perusahaan terpaksa bertindak agresif. Hubungan antara pekerja dan perusahaan seharusnya dijaga agar tidak sampai pada level saling merusak. Salah satu contoh krisis karena hubungan kerja yang buruk adalah pada saat karyawan Sampoerna demo, Raya Rungkut industry lumpuh pada pada tahun 2008.

f.       Krisis karena kesalahan strategi bisnis
Penyebab utama dari krisis ini adalah perencanaan atau implementasi strategi bisnis yang keliru atau tidak tepat, yang dilakukan oleh manajemen. Krisis jenis ini biasanya tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hal ini terjadi karena pergeseran pasar mendadak yang tidak diantisipasi oleh manajemen, kegagalan untuk menyesuaikan dengan kebijakan pasar, krisis globalyang secara tidak langsung berimbas pada bisnis perusahaan. Walaupun tidak dapat diprediksi sebelumnya, manajemen harus bertanggung jawab atas krisis tersebut. Salah satu contoh kasus krisis karena ke-salahan strategi bisnis adalah kasus perusahaan Enron yang arus menanggung kerugian tidak kurang dari $50 miliar pada tahun 2002.

g.      Krisis karena terkait masalah kriminal
Krisis yang terkait masalah kriminal belakangan sering terjadi.Krisis jenis ini merupakan ancaman besar untuk beberapa industry, seperti pariwisata, perbankan dan penerbangan, Contoh krisis ini antara lain terorisme, pembajakan, kekerasan, perjudian, pemalsuan dan pencurian. Krisis ini membutuhkan respon yang tepat karena menjadi magnet media.

h.      Krisis karena pergantian manajemen
Terkadang perubahan dalam organisasi dianggap sebagai suatu krisis. Beberapa perusahaan menempatkan CEO mereka sebagai figur penting tidak tergantikan sehingga kepergiannya betul-betul meninggalkan krisis. Beberapa perusahaan perlu menyiapkan rencana pergantian pimpinan sehingga krisis semacam itu tidak perlu terjadi. Berikut contoh krisis karena pergantian manajemen, pada saat Menteri Perhubungan mengusulkan pergantian manajemen PT KAI pada tahun 2005.

i.        Krisis karena persaingan bisnis
Ketatnya persaingan bisnis dapat menyebabkan persaingan bisnis ini menjadi semakin sering terjadi. Beberapa perusahaan yang memonopoli pasar dapat mengontrol pasar dan menyerang pesaing . Contoh kasus krisis karena persaingan bisnis adalah salah satunya Micrososft tersandung kasus monopoli di tahun 2008.

j.        Krisis keuangan
Krisis keuangan adalah krisis yang terjadi karena perusahaan mempunyai masalah cash flow atau likuidasi jangka pendek dan kemungkinan pailit di masa yang akan datang. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika sepanjang tahun 2008 membuat banyak perusahaan bangkrut. Sebut saja Lehman Brothers, AIG, dan lain-lain.

k.      Krisis Public Relations
Krisis Public Relations sering disebut krisis komunikasi, terjadi karena disebabkan pemberitaan negatif yang kemudian berimbas negatif pada bisnis perusahaan. Pemberitaan media atau isu yang beredar bisa jadi benar atau mungkin saja tidak, tetapi berpotensi mempengaruhi citra seseorang atau perusahaan. Salah satu tugas Public Relations adalah mengklarifikasi pemberitaan di media yang tidak seimbang atau yang memojokkan perusahaan Salah satu contoh kasus krisis public relations adalah ketika Uni Eropa meneruskan larangan terbang maskapai Indonesia pada tahun 2008.

l.        Krisis strategi
Krisis strategi adalah perubahan dalam lingkungan bisnis yang menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan terganggu. Perusahaan sebaiknya memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan membuat perusahaan terperosok jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan mempunyai contingency plan dalam menghadapinya. Salah satu contoh kasus krisis strategi adalah perusahaan penerbangan Adam Air.
Kesimpulan dari semua penyebab krisis yang telah dibahas di atas, masuk dalam empat kategori, yaitu bencana alam, masalah teknis, kesalahan manusia (human error), dan keputusan manajemen (manajemen tidak dapat mengambil keputusan yang tepat). Namun, kebanyakan krisis berada pada kategori terakhir.

2.3 Strategi Public Relations dalam Merespons Krisis
Perusahaan sebaiknya selalu memiliki rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan mebuat perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang akan terjadi dan harus mempunyai contingency plan dalam menghadapinya. Apabila pencegahan krisis tidak berhasil maka menurut enam langkah berikut segera harus di ambil :
1.      Melakukan Penilaian yang objektif terhadap penyebab Krisis
2.      Menentukan apakah penyebab terjadinya krisis memiliki dampak jangka panjang atau hanyalah fenomena sesaat.
3.      Perhitungkan setiap kejadian dalam krisis dengan cermat sehingga setiap peristiwa yang terjadi dapat diantisipasi dengan baik.
4.      Memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan masalah.
5.      Memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan.
6.      Segera bertindak untuk melindungi cash flow perusahaan.

Beberapa yang harus diperhatikan oleh Public Relations dalam merespon krisis adalah :
1.      Perencanaan Pra-krisis
Manajemen krisis membedakan situasi krisis menjadi prakrisis dan krisis. Situasi pra-krisis adalah situasi yang tenang dan stabil, tanpa tanda-tanda terjadinya krisis.Situasi krisis dirinci dalam tahap-tahap peringatan, akut, kronik, dan pengakhiran.Pada tahap peringatan, hadir tanda-tanda awal mengindikasikan kemungkinan terjadinya krisis, misalnya menurunnya produktifitas kerja karyawan dan penurunan penjualan. Pada tahap akut terjadi kerusakan, pada tahap kronik akan berlanjut lebih parah, dan pada tahap pengakhiran, krisis berakhir atau tera-tasi. Perencanaan pra-krisis dapat dilakukan dengan membentuk tim yang bertanggung jawab dalam mengelola krisis. Masing-masing orang di dalam tim memiliki tanggung jawab yang spesifik dan tugas yang jelas.Lebih dari itu, kontak akan dibuat agar komunikasi bisa terjadi dengan cara dan waktu yang tepat, tanpa perlu mencari tahu.siapa yang harus dihubungi dan bagaimana menghubungi mereka di saat krisis. Perencanaan krisis yang baik akan membantu Public Relations memahami bagaimana cara mengelola krisis.

2.      Upaya Penanggulangan krisis
Public relations di dalam manajemen krisis dapat menanggulangi krisis dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
ü  Peramalan krisis (forecasting)
Manajemen krisis bertujuan untuk menekan faktor-faktor resiko dan faktor ketidakpastian seminal mungkin.Setiap perusahaan menghadapi masa depan yang selalu berubah dan arah perubahannya tidak bisa diduga. Untuk itu peramalan terhadap krisis dilakukan pada situasi pra-krisis. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengindentifikasi dan menganalisa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang terjadi di dunia bisnis. Untuk memudahkannya manajemen dapat melakukan peramalan dengan memetakan krisis pada peta barometer krisis.
ü  Pencegahan krisis (prevention)
Langkah-langkah pencegahan sebaiknya diterapkan pada situasi pra-krisis. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya krisis. Namun, jika krisis tidak dapat dicegah, manajemen harus mengupayakan agar krisis tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk itu, begitu terlihat tanda-tanda kritis, segera arahkan ke tahap penyelesaian.
ü  Intervensi krisis (intervention)
Langkah intervensi dalam situasi krisis tujuannya adalah untuk mengakhiri krisis pengendalian terhadap kerusakan dilakukan pada tahap akut. Langkah-langkah pengendalian terhadap kerusakan diawali dengan identifikasi, isolasi, (pengucilan), membatasi (limitation), menekan (reduction) dan diakhiri pemulihan (recovery).

3.      Penyelesaian krisis
Untuk menyelesaikan krisis, manajemen harus memiliki crisis manajemen plans yang didesain secara teliti untuk menghadapi berbagai level krisis yang mungkin terjadi. Oleh karena itu jika terjadi kondisi kritis, perusahaan dapat mengidentifikasikan dan merespon dengan baik. Melalui persiapan yang matang, pemimpin dapat memerintahkan bagaimana dan apa sebaiknya dilakukan saat krisis terjadi, Mengan-tisipasi krisis dapat dilakukan dengan menggunakan perencanaan strategi dan manajemen resiko. Setiap krisis harus dihadapi secara serius oleh pimpinan dan disampaikan kepada public secara jujur. Pemimpin harus belajar dari setiap krisis yang terjadi.

Ketika terjadi krisis,hal-hal yang harus dilakukan oleh Public Relations antara lain mengemas informasi terhadap publik dapat dilakukan dengan cara :
1.      Instructing Information
Informasi yang pada dasarnya berisi petunjuk atau pedoman apa yang harus dilakukan oleh publik atau bagaimana publik bertindak dalam krisis. Misalnya pada kasus likui-dasi bank. Publik yang disasar bukan hanya publik eksternal tetapi juga internal, yakni karyawan, keluarga karyawan, direksi, pemegang saham/investor.
2.      Adjusting Information
Informasi yang memungkinkan publik untuk mengatasi masalah-masalah emosional mereka. Misalnya pada kasus jatuhnya pesawat terbang, keluarga penumpang perlu diberi informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi terkini atau perkembangan kecelakaan tersebut. Tetapi ten-tunya isi pesannya berbeda, karena dibutuhkan empati yang luar biasa dalam hal ini.

3.      Internalizing Information
Informasi yang akan diserap khalayak yang pada akhirnya akan membentuk penilaian public terhadap sebuah organisasi dalam jangka panjang.Isi komunikasi biasanya menyangkut inti krisis yang sedang dihadapi organisasi. Langkah-langkah yang sedang ditempuh perusahaan, dan sebagainya.

Publik perlu mengetahui hal ini, karena ini menyangkut kepercayaan publik pada perusahaan. Biasanya Public Relations akan menggelar jumpa pers atau press conference dan mengundang media untuk menghadiri, kemudian ada tim krisis dari crisis centre perusahaan dan kemudian narasumber utama dari pimpinan perusahaan dan keluarga korban (kalau ada) dan tentunya Public Relations tetap ada untuk memantau dan membuat report atas krisis tersebut. Dan satu hal yang tidak bisa dihindari dan masih jarang dilakukan Public Relations di Indonesia (kecuali Public Relations dari corporate yang besar) adalah HP atau mobile phone harus selalu aktif 24 (dua puluh empat) jam. Hal ini penting karena me-dia percaya pada perusahan melalui Public Relations dan dari hubungan mutual understanding ini akan tercipta mutual benefit yang berguna bagi ke-langsungan hidup organisasi sebagai suatu organisme sosial yang membu-tuhkan lingkungan internal dan eksternalnya. Yang diperlukan Public Relations adalah kemampuan untuk melakukan komunikasi yang jujur dan terbuka yang berlangsung two way symmetrical (dua arah dan simetris) dengan publiknya, sehingga aktivitas media relations ter-masuk ketrampilan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan pers, harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam lingkup pekerjaan Public Relations, bukan hanya ketika krisis terjadi, maka wartawan pun dilirik.












BAB 3
STUDI KASUS DAN ANALISA SWOT

3.1  Gambaran umum organisasi
Organisasi yang akan kami bahas disini adalah organisasi intra kampus yang merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Tribhuwana Tunggudewi Malang. Organisasi itu adalah Unit Kegiatan Bulutangkis UNITRI.
Yang berdiri pada tahun 2005 dan masih eksis sampai sekarang.

3.2  Tentang Kegiatan dan Event
Sebagai salah satu organisasi yang sudah berdiri selama 10 tahun didalam sebuah universitas, UABT UNITRI memiliki Event Besar yang dilakukan setiap tahunnya. Event tersebut bernama “UNITRI CUP BADMINTON CHAMPIONSHIP  yang mana pada tahun 2015 ini sudah berumur 10 tahun dan jangkauannya sudah berada ditingkat se-Jawa Timur.

            Pada 24 – 28 Maret 2015 kemaren, Event 10Th UNITRI CUP BADMINTON CHAMPIONSHIP 2015 berhasil dilaksanakan dengan baik. Tapi pada kenyataannya dalam sebuah Event besar pastilah terdapat krisis yang melanda organisasi yang bersangkutan, begitu juga yang dirasakan oleh UABT UNITRI pada saat penyelenggaraan Event tersebut.

Krisis yang dilanda berasal dari beberapa faktor diantaranya adalah Masalah finansial, pemilihan waktu, Sponsorship dan lain sebagainya. Tapi dari beberapa krisis tersebut dapat ditangani dengan tepat hingga Event tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

3.3  Analisa SWOT
Dari penyelenggaraan Event 10Th UNITRI CUP BADMINTON CHAMPIONSHIP 2015 dihasilkan analisa sebagai berikut :
1.      Kekuatan
a.   Event tahunan UKM
b.  Wadah pembinaan Atlet
2.      Kelemahan
a.   Kepanitiaan / SDM yang baru dan kurang berpengalaman
b.  Peserta yang minim
3.      Kesempatan
a.   Mempromosikan Kampus
b.Membina Hubungan baik dengan Sponsorship (Media, dll)
4.      Ancaman
a. Biaya yang relatif mahal untuk peserta SD
b.Ketidak pastian akan kerjasama dengan sponsor (-14 H)

3.4  Strategi pemecahan Krisis
a.       Menilai semuanya adalah kesalahan objektif bukan Subjektif.
b.      Survei lapangan terkait masalah krisis, dan didapati penyebab minimnya peserta dikarenakan cara tersebut berbenturan dengan kegitan O2SN yang juga melibatkan siswa SD.
c.       Masalah finansial ditanggulangi dengan kesesuaian antara pendaftar dengan uang pembinaan yang diberikan, apabila pendaftarnya banyak maka uang pembinaan yang diberikan juga relatif besar dan apabila pendaftar sedikit maka uang pembinaan yang diberikan juga relatif kecil.
d.      Melakukan pelatihan dan sosialisasi perwasitan selama 30 hari sebelum pelaksanaan yang nantinya dapat menghasilkan SDM yang profesional
e.       Mengantisipasi akan kerjasama denagan sponsorship yang dilakukan dengan cara bording tiket dengan menaikkan biaya pendaftaran semua katerogi. Hal ini dilakukan kepanitiaan relatif merasa aman dengan ketidak pastian tersebut.





















BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Krisis tidak bisa menjadi pilihan yang dapat ditolak oleh organisasi atau perusahaan. Krisis hidup dan terus berkembang seiring dengan lajunya organisasi dan lajunya komunikasi organisasi tersebut. Ketika krisis muncul maka peluangnya adalah memanagemen krisis tersebut menjadi lebih terkendali. Public relations semestinya hadir sebagai bagian dalam organisasi yang menjembatani antara organisasi dengan publiknya
2.      Keputusan Public Relations bukanlah keputusan yang mengandalkan intuisi belaka melainkan berdasar pada keputusan top manajemen dengan dasar pertimbangan dari Public Relations, di-mana posisi Public Relations seharusnya berdekatan atau memiliki akses langsung dengan top manajemen. Terlebih jika krisis tengah melanda, karena itu peran dan fungsi Public Relations yang dewasa ini lebih ditekankan pada membantu pemecahan masalah di perusahaan, menjadi suatu keharusan
3.      Manajemen Krisis (Crisis Management) merupakan area keahlian yang harus dimiliki oleh setiap Public Relations, yang berorientasi kepada masa depan dan mencoba mengantisipasi kejadian yang dapat mengganggu hubungan-hubungan penting. Public relations memiliki peran dan fungsi penting dalam merencanakan program persiapan krisis, manajemen krisis itu sendiri pada waktu terjadi krisis dan strategi setelah krisis selesai ditanggulangi.









SEORANG MAHKLUK LUGU YANG BERKEINGINAN MENGELILINGI DUNIA DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG ADA. TAPI TERHALANG DENGAN TUNGGANGAN BIDADARI YANG SELALU KEHILANGAN SELENDANG UNTUK BERKENCAN DI ATAS LANGIT KAYANGAN.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »